☄️ Persamaan Bahasa Indonesia Dan Jepang
Dukungpenulis Indonesiana untuk terus berkarya. 1.Persamaan dan perbedaannya. Budaya adalah kristalisasi nilai dan pola hidup yang dianut suatu komunitas. Budaya tiap komunitas tumbuh dan berkembang secara unik, karena perbedaan pola hidup komunitas itu. Perbandingan budaya Jepang dan Indonesia berarti mencari nilai-nilai kesamaan dan
Perbandinganmereka menghasilkan pengamatan yang sangat menarik. Kesamaan antara Budaya Jepang dan Cina. Ada banyak kesamaan antara budaya dan kehidupan orang-orang di kedua negara tetangga ini. Diharapkan, kesamaan ini lebih mudah terlihat oleh pengamat dari negara ketiga, dibandingkan dengan orang yang termasuk salah satu dari mereka.
Tabelperbedaan dan persamaan penjajahan Belanda dengan penjajahan Jepang. SD Tabel perbedaan dan persamaan penjajahan Belanda dengan penjajahan Jepang. Mau dijawab kurang dari 3 menit? Coba roboguru plus! 9. 0. ciri fisik manusia pra-aksara di indonesia berikut! 1. memiliki kemampuan berdiri dan berjalan dengan tegak 2. memiliki tinggi
EilEstriani. Universitas Pendidikan Indonesia. Abstrak "Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga membentuk kata dengan aturan sintaks untuk membentuk kalimat yang memiliki arti" (KBBI).Sutedi (2007:153) mengemukakan bahwa terdapat tingkatan dalam Bahasa Jepang, mulai dari bahasa kasar, bahasa biasa, dan bahasa halus.
KalauIndonesia warna merah dan putihnya sama-sama persegi panjang, sedangkan bendera jepang warna merahnya berbentuk bulat. Gempa. Persamaan dua Negara ini selanjutnya adalah gempa bumi. Indonesia dan jepang cukup sering terkena guncangan gempa bumi. Yang paling diingat oleh seluruh dunia adalah kejadian gempa luar biasa yang menyebabkan
peribahasayang terbentuk dari kata hito dan membandingkannya dengan peribahasa dalam bahasa Indonesia,.dengan alasan itulah penulis mengambil judul penelitian "Analisis Persamaan Makna Peribahasa Jepang yang Terbentuk dari Kata Hito dengan Bahasa Indonesia (Studi Komparatif Bahasa Jepang dengan Bahasa Indonesia)". 2.
1 Perbedaan rumpun bahasa. Beberapa bahasa di dunia ini memiliki rumpun yang sama, misalnya antara bahasa Indonesia dengan bahasa Melayu. Bahasa yang memiliki rumpun yang sama biasanya memiliki banyak sekali kemiripan. Untuk bahasa Indonesia dan bahasa jepang hal ini tidak terjadi, karena memang kedua bahasa tersebut berasal dari rumpun yang
. Abstract Kata Kunci Analisis Kontrastif, Peribahasa, Orang Manusia di negara manapun membutuhkan bahasa sebagai alat komunikasi sehari-hari. Seringkali pada saat manusia berkomunikasi terselip ungkapan-ungkapanperibahasa untuk memperhalus maksud kepada lawan bicara. Karena masing-masing negara memiliki budaya dan bahasa yang berbeda-beda, maka peribahasa yang dimiliki juga berbeda. Begitu pula dengan Negara Jepang dan Indonesia. Meskipun antara Jepang dan Indonesia memiliki peribahasa yang berbeda, namun jika diteliti lebih mendalam terdapat persamaan. Persamaan tersebut terlihat pada makna kiasan yang peribahasa Jepang maupun Indonesia memiliki berbagai macam unsur, antara lain adalah unsur binatang, tumbuhan, benda mati, dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini unsur yang digunakan adalah unsur “orang”. Unsur “orang” ini digunakan karena peneliti ingin secara langsung mengetahui kata “orang” ini digunakan dalam peribahasa. Sekaligus agar lebih mengetahui karakter orang Jepang dan Indonesia di dalam sebuah peribahasa. Berdasarkan latar belakang tersebut penelitian ini bertujuan untuk 1 mengetahui peribahasa Jepang yang menggunakan kata “orang” hito yang memiliki persamaan arti dengan peribahasa Indonesia, 2 mengetahui jenis-jenis peribahasa Jepang dan Indonesia yang menggunakan kata “orang” hito, dan 3 mengetahui perbedaan antara peribahasa Jepang dengan peribahasa Indonesia yang menggunakan kata “orang” hito berdasarkan makna penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian analisis deskriptif. Peneliti juga menggunakan analisis kontrastif untuk mencari persamaan dan perbedaan antara peribahasa Jepang dan Indonesia yang menggunakan kata “orang” hito berdasarkan makna leksikal dan makna data yang digunakan adalah berupa kamus-kamus peribahasa Jepang penelitian menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 21 peribahasa Jepang yang menggunakan kata “orang” hito yang memiliki persamaan arti dengan peribahasa Indonesia. Selanjutnya, jenis-jenis peribahasa Jepang dibagi menjadi tiga bagian yaitu, berdasarkan naiyou isi, bunkei bentuk kalimat, dan hyougen cara pengungkapan. Sedangkan jenis peribahasa Indonesia dibagi menjadi empat yakni, pepatah, Perumpamaan, idiom ungkapan, dan pemeo. Selain itu, terdapat perbedaan antara kedua peribahasa tersebut khususnya perbedaan pada makna leksikalnya. Perbedaan tersebut tentu dipengaruhi oleh perbedaan budaya antara Jepang dan Indonesia.
dan perbedaannya Budaya adalah kristalisasi nilai dan pola hidup yang dianut suatu komunitas. Budaya tiap komunitas tumbuh dan berkembang secara unik, karena perbedaan pola hidup komunitas itu. Perbandingan budaya Jepang dan Indonesia berarti mencari nilai-nilai kesamaan dan perbedaan antara bangsa Indonesia dan bangsa Jepang. Dengan mengenali persamaan dan perbedaan kedua budaya itu, kita akan semakin dapat memahami keanekaragaman pola hidup yang ada, yang akan bermanfaat saat berkomunikasi dan berinteraksi dengan pihak yang berasal dari budaya yang berbeda. Kesulitan utama dalam membuat perbandingan budaya antara Indonesia dan Jepang disebabkan perbedaan karakteristik kedua bangsa tersebut. Bangsa Jepang relatif homogen, dan hanya memiliki sekitar 15 bahasa tidak berarti 15 suku bangsa, karena termasuk di dalamnya sign language untuk tuna rungu. Mereka telah memiliki sejarah jauh lebih panjang, sehingga nilai-nilai budaya itu lebih mengkristal. Iklan Adapun bangsa Indonesia berciri heterogen, multi etnik, memiliki lebih dari 700 bahasa, sehingga tidak mudah untuk mencari serpih-serpih budaya yang mewakili Indonesia secara nasional. Perlu dipisahkan nilai-nilai mana yang diterima secara nasional di Indonesia, dan mana yang merupakan karakter unik salah satu suku yang ada. Bahasan dalam makalah ini dibatasi pada perbandingan budaya Indonesia dan Jepang dari segi-segi sebagai berikut Nama dan tanda tangan, cara pemakaian gestur untuk penghormatan kepada yang lebih tua/dihormati. A. Tradisi penamaan di Jepang Nama di Jepang terdiri dari dua bagian family name dan first name. Nama ini harus dicatatkan di kantor pemerintahan kuyakusho, selambat-lambatnya 14 hari setelah seorang bayi dilahirkan. Semua orang di Jepang kecuali keluarga kaisar, memiliki nama keluarga. Tradisi pemakaian nama keluarga ini berlaku sejak jaman restorasi Meiji, sedangkan di era sebelumnya umumnya masyarakat biasa tidak memiliki nama keluarga. Sejak restorasi Meiji, nama keluarga menjadi keharusan di Jepang. Dewasa ini ada sekitar 100 ribu nama keluarga di Jepang, dan diantaranya yang paling populer adalah Satou dan Suzuki. Jika seorang wanita menikah, maka dia akan berganti nama keluarga, mengikuti nama suaminya. Namun demikian, banyak juga wanita karir yang tetap mempertahankan nama keluarganya. Dari survei yang dilakukan pemerintah tahun 1997, sekitar 33% dari responden menginginkan agar walaupun menikah, mereka diizinkan untuk tidak berganti nama keluarga [2]. Hal ini terjadi karena pengaruh struktur masyarakat yang bergeser dari konsep “ie”家 dalam tradisi keluarga Jepang. Semakin banyak generasi muda yang tinggal di kota besar, sehingga umumnya menjadi keluarga inti ayah, ibu dan anak, dan tidak ada keharusan seorang wanita setelah menikah kemudian tinggal di rumah keluarga suami. Tradisi di Jepang dalam memilih first name, dengan memperhatikan makna huruf Kanji, dan jumlah stroke, diiringi dengan harapan atau doa bagi kebaikan si anak. B. Tradisi penamaan di Indonesia Adapun masyarakat di Indonesia tidak semua suku memiliki tradisi nama keluarga. Masyarakat Jawa misalnya, tidak memiliki nama keluarga. Tetapi suku di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi memiliki nama keluarga. Dari nama seseorang, kita dapat memperkirakan dari suku mana dia berasal, agama apa yang dianut dsb. Berikut karakteristik nama tiap suku di Indonesia Suku Jawa sekitar 45% dari seluruh populasi biasanya diawali dengan Su untuk laki-laki atau Sri untuk perempuan, dan memakai vokal “o”. Contoh Sukarno, Suharto, Susilo, Joko, Anto, Sri Miranti, Sri Sundasekitar 14% dari seluruh populasi banyak yang memiliki perulangan suku kata. Misalnya Dadang, Titin, Iis, CecepSuku Batak beberapa contoh nama marga antara lain Harahap, Minahasa beberapa contoh nama marga antara lain Pinontoan, Bali Ketut, Made, Putu, Wayan dsb. Nama ini menunjukkan urutan, bukan merupakan nama nama yang berasal dari tradisi suku, banyak nama yang diambil dari pengaruh agama. Misalnya umat Islam Abdurrahman Wahid, Abdullah, dsb. Sedangkan umat Katolik biasanya memakai nama baptis Fransiskus, Bonivasius, Agustinus, dsb. C. Perbandingan kedua tradisi Persamaan antara kedua tradisiBaik di Jepang maupun di Indonesia dalam memilih nama first name sering memilih kata yang mensimbolkan makna baik, sebagai doa agar si anak kelak baik jalan hidupnya. Khusus di Jepang, banyaknya stroke kanji yang dipakai juga merupakan salah satu pertimbangan tertentu dalam memilih huruf untuk anak. Umumnya laki-laki di Jepang berakhiran “ro” 郎, sedangkan perempuan berakhiran “ko” 子 Perbedaan antara kedua tradisi sbb. Di Jepang, nama keluarga dimasukkan dalam catatan sipil secara resmi, tetapi di Indonesia nama keluarga ini tidak dicatatkan secara resmi di kantor pemerintahan. Nama family/marga tidak diperkenankan untuk dicantumkan di akta kelahiran. Di Jepang setelah menikah seorang wanita akan berganti nama secara resmi mengikuti nama keluarga suaminya. Sedangkan di Indonesia saat menikah, seorang wanita tidak berganti nama keluarga. Tapi ada juga yang nama keluarga suami dimasukkan di tengah, antara first name dan nama keluarga wanita, sebagaimana di suku Minahasa. Di Indonesia umumnya setelah menikah nama suami dilekatkan di belakang nama istri. Misalnya saja Prio Jatmiko menikah dengan Sri Suwarni, maka istri menjadi Sri Suwarni Jatmiko. Tetapi penambahan ini tidak melewati proses legalisasi/pencatatan resmi di kantor pemerintahan. Huruf Kanji yang bisa dipakai untuk menyusun nama anak di Jepang dibatasi oleh pemerintah sekitar 2232 huruf, yang disebut jinmeiyo kanji, sedangkan di Indonesia tidak ada pembatasan resmi untuk memilih kata yang dipakai sebagai nama anak unik yang timbul akibat perbedaan budaya Bagi orang Indonesia yg datang di Jepang, saat registrasi, misalnya membuat KTP sering ditanya mana yang family name, dan mana yang first name. Hampir setiap saat saya harus selalu menjelaskan perbedaan tradisi antara Indonesia dan Jepang, bahwa di Indonesia tidak ada keharusan memiliki family name. Umumnya hal ini dapat difahami dan tidak menimbulkan masalah. Tetapi adakalanya kami harus menentukan satu nama sebagai family name, misalnya saat menulis paper artikel ilmiah resmi, atau untuk kepentingan pekerjaan. Saat itu saya terpaksa memakai nama “Nugroho” sebagai family name agar tidak mempersulit masalah administrasi. Demikian juga saat anak saya lahir, kami beri nama Kartika Utami Nurhayati. Nama anak saya walaupun panjang tidak ada satu pun yang merupakan nama keluarga. Tetapi saat registrasi, pihak pemerintah Jepang kuyakusho meminta saya untuk menetapkan satu nama yang dicatat sebagai keluarga, karena kalau tidak akan sulit dalam pengurusan administrasi asuransi. Akhirnya nama “Nurhayati” yang letaknya paling belakang saya daftarkan sebagai nama keluarga. Bagi orang Jepang hal ini akan terasa aneh, karena dalam keluarga kami tidak ada yang memiliki nama keluarga yang sama. Masih berkaitan dengan nama, adalah masalah tanda tangan dan inkan stempel. Di Indonesia dalam berbagai urusan adminstrasi formal sebagai tanda pengesahan, tiap orang membubuhkan tanda tangan. Tanda tangan ini harus konstan. Banyak orang yang memiliki tanda tangan berasal dari inisial nama, tetapi dengan cara penulisan yang unik yang membedakan dengan orang lain yang mungkin memiliki nama sama. Tanda tangan ini juga yang harus dibubuhkan di paspor saat seorang Indonesia akan berangkat ke Jepang. Tetapi begitu tiba di Jepang, tanda tangan yang semula memiliki peran penting, menjadi hilang perananannya. Tanda tangan di Jepang tidak memiliki kekuatan formal. Tradisi masyarakat Jepang dalam membubuhkan tanda tangan adalah dengan memakai inkan stempel. Biasanya inkan ini bertuliskan nama keluarga. Ada beberapa jenis inkan yang dipakai di Jepang. Antara lain “Mitomein” 認印 dipakai untuk keperluan sehari-hari yang tidak terlalu penting, misalnya saat menerima barang kiriman, mengisi aplikasi.“Jitsuin” 実印 dipakai untuk keperluan penting, seperti membeli rumah, membeli mobil. Inkan tipe ini harus dicatatkan di kantor pemerintahan.“Ginkoin” 銀行印 dipakai untuk membuka rekening di bank“Jitsuin” dan “ginkoin” sangat jarang dipakai dan harus disimpan baik-baik. Karena kalau hilang akan menimbulkan masalah serius dalam bisnis. Bagi orang asing saat masuk ke Jepang harus membuat inkan. Untuk membuat rekening bank, kita tidak boleh memakai tanda tangan, dan harus memakai inkan. Kecuali yubinkyoku masih membolehkan pemakaian tanda tangan. Karena tidak punya kebiasaan tanda tangan, banyak maka orang Jepang kalau diminta untuk menanda tangan di paspor misalnya, umumnya mereka menuliskan nama lengkap mereka dalam huruf kanji. Barangkali karena inilah maka kalau saya diminta seorang petugas pengiriman barang, untuk membubuhkan tanda tangan sebagai bukti terima, dia berkata “tolong tuliskan nama lengkap anda”, padahal itu di kolom signature. Sepertinya untuk mereka, tanda tangan sama dengan menulis nama lengkap. D. Pemakaian gesture/gerak tubuh untuk memberikan penghormatan dan kasih sayang Salah satu topik menarik untuk dibahas adalah bagaimana memakai bahasa tubuh untuk mengungkapkan penghormatan. Jepang dan Indonesia memiliki cara berlainan dalam mengekspresikan terima kasih, permintaan maaf, dsb. Ojigi Dalam budaya Jepang ojigi adalah cara menghormat dengan membungkukkan badan, misalnya saat mengucapkan terima kasih, permintaan maaf, memberikan ijazah saat wisuda, dsb. Ada dua jenis ojigi ritsurei 立礼 dan zarei 座礼. Ritsurei adalah ojigi yang dilakukan sambil berdiri. Saat melakukan ojigi, untuk pria biasanya sambil menekan pantat untuk menjaga keseimbangan, sedangkan wanita biasanya menaruh kedua tangan di depan badan. Sedangkan zarei adalah ojigi yang dilakukan sambil duduk. Berdasarkan intensitasnya, ojigi dibagi menjadi 3 saikeirei 最敬礼, keirei 敬礼, eshaku 会釈. Semakin lama dan semakin dalam badan dibungkukkan menunjukkan intensitas perasaan yang ingin disampaikan. Saikeirei adalah level yang paling tinggi, badan dibungkukkan sekitar 45 derajat atau lebih. Keirei sekitar 30-45 derajat, sedangkan eshaku sekitar 15-30 derajat. Saikeirei sangat jarang dilakukan dalam keseharian, karena dipakai saat mengungkapkan rasa maaf yang sangat mendalam atau untuk melakukan sembahyang. Untuk lebih menyangatkan, ojigi dilakukan berulang kali. Misalnya saat ingin menyampaikan perasaan maaf yang sangat mendalam. Adapun dalam budaya Indonesia, tidak dikenal tangan Tradisi jabat tangan dilakukan baik di Indonesia maupun di Jepang melambangkan keramahtamahan dan kehangatan. Tetapi di Indonesia kadang jabat tangan ini dilakukan dengan merangkapkan kedua tangan. Jika dilakukan oleh dua orang yang berlainan jenis kelamin, ada kalanya tangan mereka tidak bersentuhan. Letak tangan setelah jabat tangan dilakukan, pun berbeda-beda. Ada sebagian orang yang kemudian meletakkan tangan di dada, ada juga yang diletakkan di dahi, sebagai ungkapan bahwa hal tersebut tidak semata lahiriah, tapi juga dari tangan Tradisi cium tangan lazim dilakukan sebagai bentuk penghormatan dari seorang anak kepada orang tua, dari seorang awam kepada tokoh masyarakat/agama, dari seorang murid ke gurunya. Tidak jelas darimana tradisi ini berasal. Tetapi ada dugaan berasal dari pengaruh budaya Arab. Di Eropa lama, dikenal tradisi cium tangan juga, tetapi sebagai penghormatan seorang pria terhadap seorang wanita yang bermartabat sama atau lebih tinggi. Dalam agama Katolik Romawi, cium tangan merupakan tradisi juga yang dilakukan dari seorang umat kepada pimpinannya Paus, Kardinal. Di Jepang tidak dikenal budaya cium tangan. Cium pipi Cium pipi biasa dilakukan di Indonesia saat dua orang sahabat atau saudara bertemu, atau sebagai ungkapan kasih sayang seorang anak kepada orang tuanya dan sebaliknya. Tradisi ini tidak ditemukan di Jepang. Sungkem Tradisi sungkem lazim di kalangan masyarakat Jawa, tapi mungkin tidak lazim di suku lain. Sungkem dilakukan sebagai tanda bakti seorang anak kepada orang tuanya, seorang murid kepada gurunya. Sungkem biasa dilakukan jika seorang anak akan melangsungkan pernikahan, atau saat hari raya Idul Fitri bagi muslim, sebagai ungkapan permohonan maaf kepada orang tua, dan meminta doa restunya. Baik budaya Jepang maupun Indonesia memiliki keunikan tersendiri dalam mengekspresikan rasa hormat, rasa maaf. Jabat tangan adalah satu-satunya tradisi yang berlaku baik di Jepang maupun Indonesia. Kesalahan yang sering terjadi jika seorang Indonesia baru mengenal budaya Jepang adalah saat melakukan ojigi, wajah tidak ikut ditundukkan melainkan memandang lawan bicara. Hal ini mungkin terjadi karena terpengaruh gaya jabat tangan yang lazim dilakukan sambil saling berpandangan mata. Kesalahan lain yang juga sering terjadi adalah mencampurkan ojigi dan jabat tangan. Hal ini juga kurang tepat dipandang dari tradisi Jepang. Penutup Perbandingan dan persamaan budaya antara Indonesia dan Jepang bermanfaat untuk mengetahui pola berfikir bangsa Indonesia dan bangsa Jepang. Salah satu kesulitan utamanya adalah perbedaan karakteristik kedua bangsa bangsa Jepang relatif homogen, sedangkan bangsa Indonesia sangat heterogen. Karenanya, perbandingan akan lebih mudah jika difokuskan pada satu suku bangsa di Indonesia. Misalnya budaya Jepang dengan budaya Jawa Tengah, atau budaya Jepang dengan budaya Sunda. Ikuti tulisan menarik Saina Afrisa lainnya di sini.
Contents1. 1. Susunan ☆Bahasa ☆Bahasa Jepang2. 2. Penentuan Unsur Kata Benda dalam ☆Bahasa ☆Bahasa Jepang3. 3. Kata yang menerangkan dan ☆Bahasa ☆Bahasa Perbandingan MD vs DM4. 4. Perubahan Bentuk Kata ☆Bahasa ☆Bahasa Jepang5. 5. Perubahan Bentuk Kata ☆Bahasa ☆Bahasa Jepang6. 6. Ragam ☆Bahasa ☆Bahasa Jepang 1. Susunan Kalimat ☆Bahasa Indonesia Struktur Fixed S + P + O + K Penjelasan Pada dasarnya, susunan kalimat dalam bahasa Indonesia terdiri atas urutan Subjek + Predikat + Objek + Keterangan. Contoh Bahasa Indonesia Fixed S + P + O + K ☆Bahasa Jepang Struktur Fleksibel unsur1 + unsur2 + unsur3… + P Penjelasan Susunan kalimat dalam bahasa Jepang fleksibel bebas, asal predikatnya diletakkan pada akhir kalimat. Contoh Bahasa Jepang Fleksibel unsur1 + unsur2 +… + P ※ Meskipun urutannya berbeda-beda, kalimat 1 ~ 6 artinya sama, yaitu "Dewi makan bakso di warung". 2. Penentuan Unsur Kata Benda dalam Kalimat ☆Bahasa Indonesia Struktur Urutan KB1S + KKP + KB2O *KB=kata benda, KK=kata kerja Penjelasan Unsur kata bend seperti subjek dan objek ditentukan oleh urutan kata dalam kalimat. Contoh Bahasa Indonesia KB1S + KKP + KB2O ☆Bahasa Jepang Struktur Partikel [KB1 + Partikel] [KB2 + Partikel] […] + Predikat Penjelasan Unsur kata benda ditentukan oleh “partikel sejenis kata bantu” seperti ga, wa, o, dan lain-lain, dan tidak ditentukan oleh urutan kata dalam kalimat. Fungsi partikel dalam bahasa Jepang mirip "kata depan" dalam bhs Indonesia. Namun, justru partikel dalam bahasa Jepang merupakan "kata belakang" yang dapat menunjukkan subjek dan objek juga. Contoh Bahasa Jepang [KB1 + Partikel] [KB2 + Partikel] […] + KKPredikat atau Kalimat 1 dan 2 artinya sama, yaitu “Dewi makan bakso” meski pun urutan kata kalimat 1 dan 2 berbeda. Unsur seperti subjek dan objek ditentukan oleh partikel. Dalam contoh kalimat di atas, partikel “wa” menunjukkan subjek atau topik, sedangkan partikel “o” menunjukkan objek. Partikel-lah menentukan jenis unsur kata benda dalam kalimat bahasa Jepang. nanti kita pelajari setiap partikel 3. Kata yang menerangkan dan diterangkan ☆Bahasa Indonesia Sistem Diterangkan / Menerangkan Urutan kata Penjelasan Kata yang Diterangkan diletakkan di depan kata yang Menerangkan. Contoh bunga merah bunga ← merahorang Indonesia orang ← Indonesiamasakan Jepang masakan ← Jepang ☆Bahasa Jepang Sistem Urutan kata Penjelasan Kata yang Menerangkan diletakkan di depan kata yang Diterangkan. Urutannya kebalik dari bahasa Indonesia. Contoh akai hana akai → hana *akai=merah, hana=bungaIndonesia jin Indonesia → jin * jin=orangNihon ryoori Nihon → ryoori * ryoori=masakan Perbandingan MD vs DM 4. Perubahan Bentuk Kata Kerja ☆Bahasa Indonesia Prefiks awalan dan Sufiks akhiran Imbuhan seperti me-, ber-, di, kan, dsb diletakkan di awal dan akhir kata kerja untuk menentukan fungsi kata kerja tersebut. ☆Bahasa Jepang Konjugasi dan Kata Kerja Bantu Berbagai perubahan bentuk kata kerja terjadi pada bagian akhir kata kerja untuk menunjukkan situasi dan kondisi seperti waktu, positif-negatif, aspek, perasaan pembicara, halus-biasa, dll. contoh ※ini hanya contoh. kali ini tidak usah paham perubahaannya. nanti kita akan pelajari. Dewi wa hashiru. “hashiru = berlari”Dewi berlari. Dewi wa hashiri-masu. kata kerja “hashiru” diubah menjadi “hashiri-masu”Dewi berlari. halus dan positif Dewi wa hashiri-masen. kata kerja “hashiru” diubah menjadi “hashiri-masen”Dewi tidak berlari. halus dan negatif Dewi wa hashitta. kata kerja “hashiru” diubah menjadi “hashitta”Dewi berlari. lampau Dewi wa hashiri-mashita. kata kerja “hashiru” diubah menjadi “hashiri-mashita”Dewi berlari. halus, lampau Dewi wa hashi-reru. kata kerja “hashiru” diubah menjadi “hashi-reru”Dewi dapat berlari. potensial Dewi wa hashi-re-nai. kata kerja “hashiru” diubah menjadi “hashi-re-nai”Dewi tidak dapat berlari. potensial, negatif dan lain-lain. 5. Perubahan Bentuk Kata Sifat ☆Bahasa Indonesia Tidak terdapat. ☆Bahasa Jepang Perubahan bentuk kata sifat terjadi untuk menunjukkan positif-negatif, waktu, halus-biasa dll. Contoh ※ini hanya contoh. kali ini tidak usah paham perubahaannya. nanti kita akan pelajari. Kyoo wa atsu-i. atsu-i = panas kyoo hari iniHari ini panas. Kyoo wa atsu-ku nai. kata sifat “atsu-i” diubah menjadi “atsu-ku nai”Hari ini tidak panas. negatif Kinoo wa atsu-katta. kata sifat “atsu-i” diubah menjadi “atsu-katta” kinoo kemarinKemarin panas. lampau dan lain-lain. 6. Ragam Bahasa ☆Bahasa Indonesia Terbatas formal, nonformal ☆Bahasa Jepang Bahasa Jepang memiliki ragam bahasa, yaitu bahasa halus, biasa, dan hormat. Ketiga bentuk tersebut digunakan sesuai situasi dalam setiap percakapan dan penulisan. Nanti kita pelajar semua.
persamaan bahasa indonesia dan jepang