🎄 Cerita Suami Yang Sabar
Makaberdosalah saya jika tidak bersyukur saat ini. Allah sudah memberikan suami yang begitu sabarnya mau melayani dan menuntun saya. Kelak, saat Emir sudah besar, akan saya ceritakan kejadian ini. Agar ia tahu, bahwa dirinya dikandung oleh ibu yang memiliki suami yang begitu sabar.
Beragamkomentar diberikan warganet, kebanyakan yang salut dengan Damar, tak lupa ikut berduka. " Laki-laki sejati yang sesungguhnya," kata akun @ndagels. " Tolok ukur suami yang baik gak melulu soal mapan. Yang penting bertanggung jawab," sebut akun @nwrhdytlh. " Omnya beneran setia banget. Bahkan dia bilang beli esku.
Inipula, cerita seorang isteri yang cuba berbaik dengan wanita simpanan suaminya sampai sanggup belanja makan dan memberi duit kepada wanita simpanan suaminya dengan harapan si suami akan berubah. Video Nadia Nordin yang membelasah suaminya yang curang dengan kawan baiknya yang bogel telah menjadi viral dan ramai mengecami perbuatan Nadia yang
CeritaStaf PHU tentang JCH Kota Parepare yang Istrinya Lumpuh: Dia Suami yang Sangat Sabar dan Kuat. Parepare, (Humas Parepare) - Sudah seminggu sejak keberangkatan Jemaah Haji asal Kota Parepare, tapi masih ada membekas cerita haru oleh para pegawai Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama (Kemenag) Kota Parepare.
Sangsuami juga sempat menamparnya hingga akhirnya bertengkar hebat. "Aku minta maaf, aku enggak mau ditinggalin suamiku, tapi suamiku sudah enggak punya kesabaran lagi. Aku tetap memeluknya supaya dia tidak meninggalkanku. Sampai pada akhirnya aku capek, aku gak kuat lagi megang suamiku, aku lemas, aku pasrah, aku bilang ya sudah terserah
KisahSedih dan Pedih Seorang Suami yang Sabar saat Istrinya SELINGKUH! Trenz Corner - Saya adalah seorang suami berusia 32 th dan istri saya berusia 29 th, Alhamdulillah kami telah membina rumah tangga selama 8 tahun dan telah dikaruniai 2 putra putri (SD dan TK). Kami berdomisili di Semarang.
Kisahbenar cerita ini diambil di facebook Kisah Rumah Tangga Assalamualaikum.. saya nak minta semua doakan kebahagian dalam rumahtangga saya. Bertahun hidup dengan gangguan perempuan ni yang tak habis-habis cari suami saya. Memang saya akui, suami juga bersalah bila awalnya melayan dia tapi sekarang dia betul2 nak berubah.
Namunkarena tak tahan, ia pun menceritakan pemerkosaan yang ia alami kepada sang suami. Ls bercerita, saat mendengar ceritanya sang suami hanya memeluk Ls dan memintanya bersabar. "Saat tahu informasi saya diperkosa, suami saya (pelaku) memeluk saya dan mengatakan sabar," ujar Ls.
sisuami yang sabar Lebih kurang tiga minggu yang lepas saya membawa isteri ke 'Mahkota Medical Centre', dia mengadu kepada saya kepalanya pening, rasa mual dan badanya bermulalah cerita baru dan haluan sejarah masa depan akan pastinya berubah lagi. Dia akan merasa loya dengan bau yang sebelum ini senang baginya, termasuklah bau badan saya
. Ilustrasi seorang ibu yang mengalami gangguan mental. Foto Getty Images/FatCamera. Jakarta - Gangguan mental atau biasa disebut juga penyakit kejiwaan bisa mempengaruhi suasana hati, pikiran dan perilaku. Penyebab terjadinya mental illnes ini muncul karena banyak faktor. Misalnya saja karena stres atau satu yang mengalaminya adalah Lia yang berbagi kisahnya kepada Detikcom, melalui program Harta Takhta Cerita. Dia mengaku mengalami gangguan mental dan suaminya tetap setia rangka memeriahkan hari kasih sayang atau Hari Valentine, Detikcom membuat program Harta Takhta Cerita. Acara ini dibuat untuk kamu yang punya kisah menarik bisa berupa perjuangan cinta, karier atau pun cerita hidup menarik lainnya. Nantinya, cerita paling menarik dari detikers akan dipilih untuk dibacakan oleh sederet publik figur hingga tokoh kenamaan Indonesia. Buat kamu yang sudah penasaran dan tak sabar ingin ikutan, pastikan kamu simak syarat dan ketentuan KLIK kisah Lia selengkapnyaIlustrasi seorang ibu. Foto Getty Images/ Detikers, ini ceritaku Lia dari Sukabumi, Jawa Barat. Dulu aku tak percaya bahwa akan ada seseorang yang mencintai dan menyayangiku sepenuh semua itu berubah ketika awal tahun 2018 dan aku mengidap "sakit mental" yang disebut dengan psikosomatis. Dimana setiap hari aku merasakan sakit, entah pegal, nyeri, sesak nafas, batuk, sakit kepala yang setiap hari pula emosiku tak terkontrol, mood aku pun sama, cepat sekali naik turun. Tapi suami dan anak-anakku lah sebagai "obat" ketika aku mulai akan menggantikanku mencuci piring, memasak dan memandikan anak-anak ketika aku mulai duduk dengan tatapan kosong keluar jendela. Kadang aku berpikir bahwa aku ini punya berjuta kekurangan untuk suamiku, aku juga berpikir bahwa aku tak pantas berada di kata-katanya yang selalu ku ingat adalah "karena kamu adalah prioritas hidupku," itu yang membuatku merasa sangat dicintai. Terimakasih karena sudah mencintaiku sepenuh hati, suamiku.Lia-Sukabumi,Jakarta. gaf/eny
Kisah ini adalah kisah seorang suami yang sabar menjalani takdir. Agar fitnah itu tidak dialami istrinya, dia rela menanggung fitnah itu sendiri. Kesabaran menghadapi istri, menjalani takdir adalah sebuah amal sholeh yang patut di contoh. Berikut ceritanya. Perkawinan itu telah berjalan empat 4 tahun, namun pasangan suami istri itu belum juga dikaruniai seorang anak. Dan mulailah kanan kiri berbisik-bisik “kok belum punya anak juga ya, masalahnya di siapa ya? Suaminya atau istrinya ya?”. Dari berbisik-bisik, akhirnya menjadi berisik. Tanpa sepengetahuan siapa pun, suami istri itu pergi ke salah seorang dokter untuk konsultasi, dan melakukan pemeriksaaan. Hasil lab mengatakan bahwa sang istri adalah seorang wanita yang mandul, sementara sang suami tidak ada masalah apa pun dan tidak ada harapan bagi sang istri untuk sembuh dalam arti tidak peluang baginya untuk hamil dan mempunyai anak. Melihat hasil seperti itu, sang suami mengucapkan inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, lalu menyambungnya dengan ucapan Alhamdulillah. Sang suami seorang diri memasuki ruang dokter dengan membawa hasil lab dan sama sekali tidak memberitahu istrinya dan membiarkan sang istri menunggu di ruang tunggu perempuan yang terpisah dari kaum suami berkata kepada sang dokter “Saya akan panggil istri saya untuk masuk ruangan, akan tetapi, tolong, nanti anda jelaskan kepada istri saya bahwa masalahnya ada di saya, sementara dia tidak ada masalah saja sang dokter menolak dan terheran-heran. Akan tetapi sang suami terus memaksa sang dokter, akhirnya sang dokter setuju untuk mengatakan kepada sang istri bahwa masalah tidak datangnya keturunan ada pada sang suami dan bukan ada pada sang suami memanggil sang istri yang telah lama menunggunya, dan tampak pada wajahnya kesedihan dan kemuraman. Lalu bersama sang istri ia memasuki ruang dokter. Maka sang dokter membuka amplop hasil lab, lalu membaca dan mentelaahnya, dan kemudian ia berkata “… Oooh, kamu –wahai fulan- yang mandul, sementara istrimu tidak ada masalah, dan tidak ada harapan bagimu untuk pengumuman sang dokter, sang suami berkata inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, dan terlihat pada raut wajahnya wajah seseorang yang menyerah kepada qadha dan qadar Allah SWT. Lalu pasangan suami istri itu pulang ke rumahnya, dan secara perlahan namun pasti, tersebarlah berita tentang rahasia tersebut ke para tetangga, kerabat dan sanak 5 tahun berlalu dari peristiwa tersebut dan sepasang suami istri bersabar, sampai akhirnya datanglah detik-detik yang sangat menegangkan, di mana sang istri berkata kepada suaminya “Wahai fulan, saya telah bersabar selama Sembilan 9 tahun, saya tahan-tahan untuk bersabar dan tidak meminta cerai darimu, dan selama ini semua orang berkata” betapa baik dan shalihah-nya sang istri itu yang terus setia mendampingi suaminya selama Sembilan tahun, padahal dia tahu kalau dari suaminya, ia tidak akan memperoleh keturunan”. Namun, sekarang rasanya saya sudah tidak bisa bersabar lagi, saya ingin agar engkau segera menceraikan saya, agar saya bisa menikah dengan lelaki lain dan mempunyai keturunan darinya, sehingga saya bisa melihat anak-anakku, menimangnya dan emosi sang istri yang memuncak, sang suami berkata “istriku, ini cobaan dari Allah SWT, kita mesti bersabar, kita mesti …, mesti … dan mesti …”. Singkatnya, bagi sang istri, suaminya malah berceramah di sang istri berkata “OK, saya akan tahan kesabaranku satu tahun lagi, ingat, hanya satu tahun, tidak lebih”.Sang suami setuju, dan dalam dirinya, dipenuhi harapan besar, semoga Allah SWT memberi jalan keluar yang terbaik bagi keduanya. Beberapa hari kemudian, tiba-tiba sang istri jatuh sakit, dan hasil lab mengatakan bahwa sang istri mengalami gagal keterangan tersebut, jatuhnya psikologis sang istri, dan mulailah memuncak emosinya. Ia berkata kepada suaminya “Semua ini gara-gara kamu, selama ini aku menahan kesabaranku, dan jadilah sekarang aku seperti ini, kenapa selama ini kamu tidak segera menceraikan saya, saya kan ingin punya anak, saya ingin memomong dan menimang bayi, saya kan … saya kan …”.Sang istri pun bad rest di rumah sakit. Di saat yang genting itu, tiba-tiba suaminya berkata “Maaf, saya ada tugas keluar negeri, dan saya berharap semoga engkau baik-baik saja”.“Haah, pergi?”. Kata sang istri.“Ya, saya akan pergi karena tugas dan sekalian mencari donatur ginjal, semoga dapat”. Kata sang sebelum operasi, datanglah sang donatur ke tempat pembaringan sang istri. Maka disepakatilah bahwa besok akan dilakukan operasi pemasangan ginjal dari sang itu sang istri teringat suaminya yang pergi, ia berkata dalam dirinya “Suami apa an dia itu, istrinya operasi, eh dia malah pergi meninggalkan diriku terkapar dalam ruang bedah operasi”.Operasi berhasil dengan sangat baik. Setelah satu pekan, suaminya datang, dan tampaklah pada wajahnya tanda-tanda orang yang bahwa sang donatur itu tidak ada lain orang melainkan sang suami itu sendiri. Ya, suaminya telah menghibahkan satu ginjalnya untuk istrinya, tanpa sepengetahuan sang istri, tetangga dan siapa pun selain dokter yang dipesannya agar menutup rapat rahasia tersebut. Dan subhanallah …Setelah Sembilan 9 bulan dari operasi itu, sang istri melahirkan anak. Maka bergembiralah suami istri tersebut, keluarga besar dan para rumah tangga kembali normal, dan sang suami telah menyelesaikan studi S2 dan S3-nya di sebuah fakultas syari’ah dan telah bekerja sebagai seorang panitera di sebuah pengadilan di Jeddah. Ia pun telah menyelesaikan hafalan Al-Qur’an dan mendapatkan sanad dengan riwayat Hafs, dari suatu hari, sang suami ada tugas dinas jauh, dan ia lupa menyimpan buku hariannya dari atas meja, buku harian yang selama ini ia sembunyikan. Dan tanpa sengaja, sang istri mendapatkan buku harian tersebut, membuka-bukanya dan saja ia terjatuh pingsan saat menemukan rahasia tentang diri dan rumah tangganya. Ia menangis meraung-raung. Setelah agak reda, ia menelpon suaminya, dan menangis sejadi-jadinya, ia berkali-kali mengulang permohonan maaf dari suaminya. Sang suami hanya dapat membalas suara telpon istrinya dengan menangis pula. Dan setelah peristiwa tersebut, selama tiga bulanan, sang istri tidak berani menatap wajah suaminya. Jika ada keperluan, ia berbicara dengan menundukkan mukanya, tidak ada kekuatan untuk memandangnya sama sekali. Diterjemahkan dari kisahk yang dituturkan oleh teman tokoh cerita ini, yang kemudian ia tulis dalam email dan disebarkan kepada kawan-kawannya.
Cerita cinta sedih mengharukan tentang pengorbanan suami adalah kisah kesabaran seorang suami walau dibenci istrinya dan tidak dihargai dia tetap sabarUntuk lebih jelasnya disimak saja perjuangan suami yang tidak dihargai dalam cerita cinta sedih menyetuh hati dan mengharukan dalam cerita fiksi "terjebak rasa cinta" dibawah iniCerpen Terjebak Rasa Cinta“Aku membenci suamiku,” kalimat itu hampir selalu terngiang di kepalaku selama kami pernikahan kami tidak didasari oleh cinta, kami menikah karena dorongan sendiri memaksaku menerimanya sebagai suami karena di matanya ia adalah sosok lelaki yang baik, dari segi agama, karir, dan merasa saat itu kebebasanku terenggut, aku merasa takdir sangat tidak adil padaku. Karena itu aku menumpahkannya pada suamiku.“Ia telah mendapatkan hidupku, maka ia harus membuatku bahagia,” dengan keyakinan itu, tanpa rasa bersalah aku menyuruhnya membelikan berbagai hal. Dari tas, mobil, perhiasan, bahkan perawatan kecantikan di salon mahal. Aku juga menolak bekerja dan hanya menghabiskan waktu di salon atau tidak pernah mengeluh dengan itu semua dan tetap menuruti keinginan-keinginanku. Justru aku yang sering marah saat ia mendengkur, lupa membereskan gelasnya karena terburu-buru ke kantor, atau lama di kamar mandi. Tapi tetap, ia tidak pernah marah padaku meski aku kurang ajar terasa sudah 10 tahun berlalu, kini kami sudah memiliki dua orang anak. Meski sudah cukup lama, tapi rasa benci pada suamiku belum juga siang saat hendak membayar ongkos perawatan di salon, uang di dompetku kosong. Aku menelpon suamiku, “Yah, uang di dompet mama kamu ambil ya?”“Maaf Ma, tadi ayah mau kasih uang jajan anak-anak, tapi ternyata dompet ayah lagi kosong,” murka padanya, lewat telepon aku membentak, mencaci, dan menyuruhnya datang. Pemilik salon pun menenangkan, ia bahkan berkata bahwa tidak apa-apa dibayar lain kali karena sudah kenal baik denganku. Tapi aku menolak, bukan karena malu tidak membayar, aku hanya ingin membuat suamiku jam berlalu, tiba-tiba datang sebuah telepon dari rumah sakit. Suamiku kecelakaan dan sedang dalam kondisi aku menuju ke rumah sakit sambil menghubungi orang tua kami. Dokter lalu menjelaskan jika ternyata penyebab kritisnya suamiku bukan karena kecelakaan, tapi karena stroke. Hanya beberapa jam kemudian, suamiku meninggal pemakaman digelar, semua orang yang mengenal suamiku dengan baik menangis pada saat aku sedih, tapi air mataku tidak bisa tumpah, dadaku pun sesak, namun aku bisa tetap tenang. Seperti itulah kondisiku sampai suamiku selesai hari setelah pemakaman, datang seorang notaris yang mengurusi masalah warisan. Usai semua urusan dokumen selesai, ia memberikan sebuah surat wasiat dari surat itu tertulis, “Aku harus pergi terlebih dahulu, kuharap engkau tetap sehat. Istriku, kuberi engkau kebebasan untuk melakukan apa pun karena kutahu engkau merasa aku merampas hidupmu. Karena itu, lakukan hal yang baik di sisa waktu yang telah banyak kamu buang ini. Aku juga akan mendoakanmu dari sana, semoga kamu bisa mendapat suami yang lebih baik dari aku. Kutitipkan anak-anak kita padamu, ajari mereka agar bisa mencintai seseorang sebaik dirimu. Sampai jumpa istriku yang manja.”Selesai membaca surat itu, barulah air mataku yang tertahan tumpah, lututku melemah, dan aku mengerang sekuat-kuatnya. Saat itu, kusadari bahwa suamiku telah berhasil mencuri hatiku dengan ketulusannya. Seumur hidup, aku akan terjebak pada perasaan cinta tentang pengorbanan suami dalam cerita cinta sedih yang bisa bikin nangis. Bayangkan, selama bertahun-tahun ia dengan sabar menghadapi istri yang membencinya. Ia rela dibentak dan dimaki, tapi tidak sedikitpun pepatah yang mengatakan jika penyesalan selalu datang di akhir. Apakah anda sering marah seperti istri dalam cerita cinta sedih diatas? Lebih baik hentikan kebiasaan marah-marah pada suami sebelum moral dalam cerita cinta sedih tentang pengorbanan suami adalah jengkel dan marah-marah tak menyelesaikan akan suatu permasalahan hanya akan menimbulkan penyesalam mendalam
cerita suami yang sabar